Sentuhan Indonesia di Serie A musim 2024/2025 tak bisa dipandang remeh. Beberapa pemain keturunan Indonesia menunjukkan pengaruh nyata di klub masing-masing, baik dalam perebutan Scudetto maupun di zona degradasi. Nama Thom Haye bersama Bologna mencuri perhatian dengan penampilan konsisten di lini tengah, berperan besar dalam menjaga posisi tim di empat besar hingga pekan terakhir.
Sementara itu, Jay Idzes yang membela Venezia juga tampil solid di lini pertahanan. Meskipun timnya harus berjuang di papan bawah, kontribusinya jadi elemen penting dalam menjaga harapan bertahan di Serie A. Tak ketinggalan, pelatih berdarah Indonesia, Radja Mustapha, ikut mengukir sejarah sebagai asisten pelatih di salah satu tim papan tengah yang tampil mengejutkan musim ini.
Kehadiran figur-figur berdarah Indonesia menambah daya tarik kompetisi Serie A yang selama ini dikenal minim sentuhan Asia Tenggara. Dengan kontribusi mereka, Indonesia tak hanya jadi penonton, tapi juga bagian dari dinamika sepak bola Italia. Musim ini menjadi bukti bahwa talenta Indonesia punya tempat di panggung besar Eropa.
Como vs Inter Milan: Dua Klub dengan Unsur Indonesia.

Como dan Inter Milan unsur Indonesia menjadi sorotan menarik dalam duel Serie A musim 2024/2025. Kedua tim tak hanya bersaing di lapangan, tapi juga terhubung erat dengan Indonesia lewat kepemilikan dan peran individu di dalam klub. Como 1907 dimiliki oleh Dennis Wise dan Grup Djarum, membuat klub promosi ini mendapat dukungan penuh dari investor Indonesia. Di sisi lain, Inter Milan masih punya hubungan kuat dengan Erick Thohir, mantan pemilik yang membawa sentuhan Asia ke klub elite ini.
Laga antara Como dan Inter Milan bukan sekadar pertandingan biasa. Banyak pecinta sepak bola Indonesia yang mengikuti laga ini karena merasa terwakili oleh kedua klub. Selain unsur kepemilikan, ada pula staf dan jajaran manajemen yang berasal atau memiliki koneksi dengan Indonesia, menambah kedekatan emosional fans tanah air dengan jalannya laga ini.
Keterlibatan Indonesia dalam dua klub Serie A ini menunjukkan bahwa kontribusi tanah air di dunia sepak bola Eropa terus tumbuh. Como menjadi simbol ambisi Indonesia dalam mengembangkan klub dari bawah, sementara Inter Milan mewakili puncak prestise dan sejarah. Duel ini mempertemukan dua sisi yang sama-sama membanggakan bagi para penggemar sepak bola Indonesia.