AS Monaco tengah merancang ulang wajah tim demi ambisi besar di musim 2025/2026. Sorotan utama tertuju pada lini depan, tempat di mana nama-nama seperti Pogba, Fati, Minamino, dan Embolo siap jadi motor penggerak serangan.
Baca lainnya di
Portal berita bola ADM4D
Wajah Lama dan Baru di Barisan Serang Monaco
Monaco tak tinggal diam usai menutup musim lalu di posisi ketiga Ligue 1. Tim asuhan Adi Hutter kini bergerak agresif dengan meramu ulang lini depan mereka.
-
Takumi Minamino tetap jadi figur sentral, usai mencetak angka-angka penting musim lalu.
-
Breel Embolo dengan kekuatan fisiknya jadi penghubung lini tengah dan depan.
-
Sementara Folarin Balogun masih butuh pembuktian usai performa yang belum maksimal musim lalu.
Pogba dan Fati, Dua Nama Besar yang Punya Misi Pribadi
🔸 Paul Pogba: Comeback dari Ketidakpastian
Masih dalam bayang-bayang skorsing doping, Pogba datang bukan hanya dengan nama besar, tapi juga semangat baru. Monaco memberinya panggung untuk membungkam keraguan.
🔸 Ansu Fati: Waktu untuk Membuktikan Diri
Dianggap sebagai penerus Messi di Barcelona, Ansu Fati kini mengawali lembar baru. Cedera panjang membuatnya kehilangan momentum, dan Monaco jadi tempat restart ideal untuk kariernya.
Strategi Jangka Panjang Monaco: Bukan Sekadar Nama Besar
CEO Thiago Scuro menegaskan pentingnya keseimbangan antara pengembangan pemain akademi dan pengalaman bintang top. Target 50% skuad berasal dari akademi bukan mimpi kosong. Mendatangkan Pogba dan Fati adalah bagian dari investasi strategis jangka menengah.
Adi Hutter dan Sepak Bola Menyerang ala Monaco
Adi Hutter sudah membentuk DNA menyerang sejak datang ke Stade Louis II. Dengan keberhasilan menumbangkan tim-tim elit Eropa musim lalu, gaya bermain menyerang dan progresifnya dianggap cocok dengan para pemain kreatif seperti Minamino, Pogba, dan Fati.
Siapkah Lini Serang Monaco Jadi yang Tersubur di Prancis?
Musim 2025/2026 akan jadi ajang pembuktian bagi barisan depan Monaco. Jika keempat nama—Pogba, Fati, Minamino, Embolo—menyatu, bukan tidak mungkin mereka menjelma jadi lini depan paling berbahaya di Prancis bahkan Eropa.